Risiko Kredit: Pengertian, Jenis, dan Cara Mengukurnya

Risiko Kredit: Pengertian, Jenis, dan Cara Mengukurnya

Risiko kredit adalah salah satu aspek yang biasanya dipertimbangkan oleh lembaga keuangan ketika seseorang melakukan pinjaman. Pasalnya, potensi gagal dalam membayar pinjaman yang dilakukan sering muncul selama masa pelunasan. Risiko kredit dapat terjadi karena berbagai faktor, di antaranya kemampuan finansial debitur dan kondisi ekonomi yang memengaruhi kapasitas finansialnya. 

Artikel ini mengulas tentang risiko kredit serta cara mengukur dan mengelolanya. Mari simak penjelasannya sampai selesai!

Baca juga: Mengapa Survei Kredit Penting untuk Bisnis?

Jenis Risiko Kredit

Untuk memahami lebih dalam mengenai jenisnya, sebaiknya Anda meahami lebih dahulu apa itu risiko kredit. Risiko kredit dapat diartikan sebagai potensi yang diperkirakan oleh lembaga keuangan terhadap seseorang yang rentan mengalami kegagalan dalam membayar kembali pinjaman sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 

Lembaga keuangan berupaya untuk melakukan analisis cermat melalui beberapa tahap untuk mengetahui credit scoring calon debitur yang berfungsi sebagai alat ukur untuk menilai kelayakan dan besarnya potensi risiko kredit. Berikut jenisnya yang dapat diketahui.

1. Sovereign Credit Risk

Jenis risiko kredit ini berhubungan dengan kemampuan negara untuk melunasi utangnya. Potensi ini terjadi jika sebuah negara gagal dalam memenuhi kewajiban keuangan atau membayar utang yang dimilikinya. Kewajibannya termasuk membayar utang bunga, pokok kredit, dan dendanya. Faktor sebuah negara gagal dalam membayar adalah masalah keuangan, penurunan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, defisit anggaran, dan situasi politik yang tidak stabil.

2. Corporate Credit Risk

Berikutnya adalah risiko kredit yang terjadi dalam sebuah perusahaan atau disebut corporate credit risk. Jenis risiko ini terjadi ketika perusahaan atau bisnis tidak memiliki kemampuan untuk membayar kembali pinjamannya tepat waktu atau bahkan tidak membayar sama sekali. 

Risiko ini dihadapi oleh kreditur atau pemilik modal atau investor yang telah menginvestasikan dana ke sebuah perusahaan atau bisnis. Penyebabnya adalah kemampuan yang tidak memadai untuk menghasilkan keuntungan, persaingan pasar yang ketat, regulasi dari pemerintah yang tidak mendukung atau bahkan menimbulkan kerugian pada perusahaan.

3 . Retail Customer Credit Risk

Retail customer credit risk berkaitan erat dengan ketidakmampuan nasabah perorangan gagal dalam membayar cicilan kreditnya pada saat jatuh tempo. Biasanya, nasabah mengajukan kredit dari lembaga keuangan untuk memenuhi keperluan pribadinya, tetapi tidak ada hasil yang memberikan keuntungan atau pendapatan untuk melunasi cicilan kreditnya dari pinjaman tersebut.

Baca juga: Pembiayaan Konsumen: Ciri dan Cara Kerjanya

Bagaimana Cara Mengukur Risiko Kredit?

Risiko kredit adalah kemungkinan yang terjadi jika seseorang atau pihak tertentu tidak dapat memenuhi kewajibannya. Lembaga keuangan melakukan analisis kredit yang cermat untuk mencegah hal tersebut, dengan tujuannya yaitu meminimalkan resiko. 

Analisis kredit melibatkan penilaian terhadap beberapa kemungkinan debitur tidak akan membayar kembali pinjaman yang dilakukan, dalam hal ini menyangkut riwayat kredit atau data historis mengenai jumlah pinjaman, sumber pendapatan, hingga rasio utang. Data historis kredit ini memberikan gambaran mengenai catatan kredit seseorang atau pihak tertentu, seperti kedisiplinan membayar pinjaman, ketepatan waktu, tunggakan dan lainnya. 

Apabila debitur memiliki riwayat pinjaman yang buruk, mereka akan memiliki risiko kredit yang tinggi. Sebaliknya, data historis yang baik akan memiliki risiko kredit yang rendah. Sumber pendapatan juga akan dipertimbangkan dalam analisis pinjaman karena peminjam yang pendapatannya stabil dan teratur memiliki risiko yang rendah daripada peminjam dengan pendapatan yang tidak stabil. 

Terakhir, kreditur juga mempertimbangkan rasio atau perbandingan antara utang dan pendapatan. Makin tinggi rasionya, semakin besar pula risiko kreditnya.

Cara Mengelola Risiko Kredit

Setelah mengetahui definisi, jenis, dan cara mengukur risiko kredit, Anda juga perlu mengetahui cara untuk mengelolanya. Biasanya, cara ini digunakan oleh lembaga keuangan agar kecil kemungkinan terjadi kerugian. Berikut 6 cara untuk mengelola resikonya, yaitu:

1. Model Pemeringkatan (Grading Model)

Pemberian kredit yang sehat memiliki risiko yang lebih rendah untuk menimbulkan masalah. Bank perlu menciptakan model pemeringkatan kredit sebagai upaya menetapkan kemungkinan jika terjadi gagal bayar di kemudian hari. 

Selain itu, bank juga bisa menerapkan kalibrasi risiko atau penyesuaian parameter model risiko untuk mendapatkan estimasi risiko yang akurat atau mengetahui peluang untuk setiap kejadian yang tidak diinginkan. Cara ini akan membantu memastikan portofolio kredit bank yang tidak terpatok pada kredit dengan kualitas buruk.

2. Manajemen Portofolio Kredit

Manajemen portofolio kredit bertujuan untuk mengatur alur kredit agar fokusnya tidak pada satu wilayah saja. Prinsip diversifikasi risiko pada portofolio kredit dilakukan dengan mendistribusikan kredit pada berbagai jenis industri, sektor bisnis, atau wilayah yang berbeda. 

Jika terjadi masalah di satu wilayah, maka tidak akan berpengaruh di keseluruhan portofolio kredit. Prinsip ini diimplementasikan oleh bank dan bertujuan untuk menekan atau meminimalkan risiko kegagalan pembayaran dari satu pinjaman atau sekelompok peminjam tertentu.

3. Sekuritisasi

Sekuritisasi adalah proses pengumpulan aset untuk dijadikan sebagai sekuritas yang bisa diperjualbelikan. Langkah ini dilakukan untuk melindungi usaha perbankan serta mengurangi potensi eksposur pada jenis kredit tertentu. Selain itu, sekuritisasi akan memberikan pendapatan yang dapat digunakan untuk pembiayaan baru.

4. Agunan

Agunan secara sederhana dapat diartikan sebagai jaminan yang diberikan oleh debitur kepada sebagai bentuk tanggung jawab jika terjadi gagal bayar. Debitur akan lebih disiplin untuk membayar dan kreditur mendapat kepastian untuk pinjaman yang diberikan karena adanya agunan.

5. Monitoring Arus Kas

Pada beberapa kasus, bank mengalami risiko kredit yang tinggi sehingga membatasi eksposur. Monitoring arus kas memastikan agar nasabah memberikan reaksi cepat terhadap situasi yang berubah. Langkah ini mampu mengurangi permasalahan yang terjadi dalam arus kas.

6. Manajemen Pemulihan

Kredit yang bermasalah perlu ditangani dengan cermat agar menghasilkan solusi yang tepat. Pihak bank sebagai pemberi pinjaman tentu sudah mengestimasi risiko kredit dan penanggulangan yang tepat jika terjadi masalah yang tidak diinginkan. Langkah yang efisien terhadap kredit yang bermasalah dapat memberikan solusi dan pemulihan cukup besar apabila dibandingkan dengan kerugiannya.

Mengurangi risiko kredit bisa juga dilakukan dengan menggunakan produk finansial yang sesuai dengan latar belakang kredit Anda. Langkah ini juga bertujuan untuk memberi kemudahan dalam membayar dan menghindari gagal bayar ketika mengajukan pinjaman nanti. Jangan menunggu lagi! Gunakan layanan Credit Scoring dari AdIns yang akan membantu dalam analisa kelayakan kredit Anda. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan terbaik ini.

Risiko kredit, Risiko Kredit: Pengertian, Jenis, dan Cara Mengukurnya, Advance Innovations

Author :

Ad-Ins

Published date :

04 Mei 2023