5 Cara Kerja Fingerprint pada Mesin Absen
Penggunaan teknologi berbasis fingerprint sudah bukan hal yang asing lagi pada masa digital sekarang ini. Penggunaannya pun telah banyak sekali ditemukan di berbagai lingkungan pekerjaan hingga menjadi fitur keamanan pada hampir semua perangkat pintar. Namun tahukah Anda bagaimana sebenarnya cara kerja fingerprint ini? Baca artikel ini hingga akhir agar Anda dapat memahami apa itu fingerprint dan cara kerjanya.
Apa itu Fingerprint?
Fingerprint atau sidik jari adalah tanda unik yang terdapat pada jari manusia. Tanda ini dapat digunakan sebagai metode autentikasi atau verifikasi identitas. Fingerprint terdiri dari garis-garis, pola, dan tanda-tanda yang unik pada setiap jari manusia. Pola-pola ini dapat digunakan untuk membedakan satu jari dengan jari lainnya.
Seperti yang telah disebutkan di awal bahwa kini sistem pengenalan fingerprint telah digunakan dalam berbagai aplikasi seperti penguncian smartphone, hingga pengaturan akses ke sistem komputer. Sistem ini bekerja dengan cara mengambil data sidik jari dari jari yang disentuh dan mencocokkannya dengan data yang tersimpan dalam sistem.
Jika data yang dihasilkan oleh sensor sesuai dengan data yang tersimpan, maka sistem akan mengizinkan akses atau melakukan proses yang diinginkan. Namun, jika data yang dihasilkan oleh sensor tidak sesuai dengan data yang tersimpan, maka sistem akan menolak akses atau proses yang diinginkan.
Baca juga: Apa Itu Biometrik? Jenis, Cara Kerja, dan Manfaatnya
Apa Fungsi Fingerprint?
Fungsi utama fingerprint adalah sebagai sistem autentikasi yang menggunakan sidik jari untuk memverifikasi identitas seseorang yang mana sering disebut sebagai fungsi autentikasi.
Adapun fungsi autentikasi ini dilakukan dengan cara mengambil sidik jari seseorang dan membandingkannya dengan data yang tersimpan dalam sistem. Jika sidik jari yang diambil cocok dengan data yang tersimpan, maka sistem akan mengizinkan akses. Sebaliknya, jika tidak cocok, maka akses ditolak.
Kemudian Fingerprint juga diterapkan pada berbagai alat bantu, salah satunya perangkat pintar Anda. Kini Smartphone semakin canggih dengan melengkapi fiturnya dengan fingerprint. Kehadiran fitur sidik jari pada smartphone ditujukan untuk kepentingan penguncian keamanan perangkat tersebut.
Fungsinya adalah untuk meningkatkan privasi dan keamanan perangkat, karena hanya orang yang diizinkan yang dapat mengakses perangkat tersebut. Selain itu, jika perangkat hilang atau dicuri, orang lain tidak akan bisa mengakses data di dalamnya karena adanya sistem keamanan fingerprint.
Baca juga: Bolehkah Mengganti Tanda Tangan? Simak Penjelasannya
5 Jenis Sensor Fingerprint
Dalam cara kerja fingerprint, ada beberapa jenis sensor fingerprint yang digunakan pada perangkat elektronik. Masing-masing jenis sensor memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda, namun semuanya digunakan untuk tujuan yang sama yaitu untuk mengambil data sidik jari dan melakukan proses autentikasi. Berikut adalah jenis-jenis sensor yang perlu Anda ketahui!
1. Sensor Optical
Sensor optical pada fingerprint adalah jenis sensor yang menggunakan teknologi kamera untuk mengambil gambar sidik jari dan menganalisis gambar tersebut untuk mencocokkan dengan data yang tersimpan dalam sistem. Jika dibandingkan dengan sensor fingerprint lainnya, sensor jenis ini memiliki kualitas di bawah yang lainnya.
Cara kerja sensor ini adalah dengan mengambil gambar sidik jari yang diberikan oleh pengguna, lalu menganalisis gambar tersebut untuk mencocokkan dengan data yang tersimpan dalam sistem. Jika gambar yang diambil cocok dengan data yang tersimpan, maka sistem akan menganggap pengguna tersebut sah dan membuka perangkat atau mengizinkan akses ke sistem.
2. Sensor Capacitive
Jenis kedua adalah sensor capacitive yakni sensor yang mengukur perbedaan kapasitansi antara jari dan sensor untuk mengambil data sidik jari. Sensor ini cenderung lebih presisi dibandingkan dengan sensor optik dan lebih tahan terhadap kerusakan.
Cara kerja sensor ini adalah dengan mengukur kapasitansi yang diterima oleh sensor saat jari menyentuhnya. Sidik jari manusia memiliki kapasitansi yang berbeda-beda, karena itu sensor capacitive dapat mengukur kapasitansi yang diterima dari jari dan mencocokkannya dengan data yang tersimpan dalam sistem untuk menentukan keotentikan jari yang digunakan.
3. Sensor Ultrasonic
Berikutnya adalah sensor ultrasonic yaitu jenis sensor yang menggunakan teknologi ultrasonik untuk mengambil data sidik jari. Sensor ini mengirimkan gelombang ultrasonik ke jari dan mengukur refleksi yang diterima untuk menciptakan gambar 3D dari sidik jari.
Cara kerja sensor ini adalah dengan mengirimkan gelombang ultrasonik ke jari dan mengukur refleksi yang diterima. Perlu diketahui bahwa sidik jari manusia memiliki tekstur yang berbeda-beda, sehingga refleksi yang diterima oleh sensor akan berbeda-beda pula.
Selain itu, sensor ultrasonic juga dapat mengukur refleksi yang diterima dari jari dan menciptakan gambar 3D dari sidik jari untuk mencocokkan dengan data yang tersimpan dalam sistem.
4. Sensor Thermal
Jenis sensor berikutnya adalah thermal yakni jenis sensor yang mengukur suhu dari jari untuk mengambil data sidik jari. Sensor ini mengukur perbedaan suhu antara jari dan sensor untuk mengambil data sidik jari.
Cara kerja sensor ini adalah dengan mengukur suhu dari jari saat jari menyentuh sensor. Sidik jari manusia memiliki suhu yang berbeda-beda, sehingga sensor thermal dapat mengukur suhu yang diterima dari jari dan mencocokkannya dengan data yang tersimpan dalam sistem untuk menentukan keotentikan jari yang digunakan.
5. Sensor Pressure
Jenis sensor terakhir adalah sensor pressure yakni sejenis sensor yang mengukur tekanan yang diterapkan pada sensor saat jari menyentuhnya. Sensor ini menggunakan teknologi yang sama dengan sensor capacitive, namun mengukur tekanan yang diterapkan pada sensor sebagai data sidik jari.
Cara kerja sensor ini adalah dengan mengukur tekanan yang diterapkan pada sensor saat jari menyentuhnya. Sidik jari manusia memiliki tekstur yang berbeda-beda, sehingga tekanan yang diterapkan pada sensor akan berbeda-beda pula.
Sensor pressure dapat mengukur tekanan yang diterapkan pada sensor dan mencocokkannya dengan data yang tersimpan dalam sistem untuk menentukan keotentikan jari yang digunakan.
Bagaimana Cara Kerja pada Mesin Absen?
Anda tentunya sudah tidak asing dengan mesin absen. Mesin absen sering kali digunakan di lingkungan kantor hingga di lingkungan akademik. Mesin absen sendiri berfungsi untuk memudahkan presensi pihak internal dengan menggunakan teknologi fingerprint.
Cara kerja fingerprint pada mesin absen adalah dengan mengambil data sidik jari dari pegawai atau murid yang akan melakukan absen. Proses ini dimulai dengan pegawai menyentuh sensor fingerprint yang terdapat pada mesin absen. Sensor akan mengambil data sidik jari dari jari yang disentuh, kemudian data tersebut akan dicocokkan dengan data sidik jari yang tersimpan dalam sistem.
Jika data yang dihasilkan oleh sensor sesuai dengan data yang tersimpan, maka mesin absen akan mencatat absen pegawai tersebut dan menampilkan pesan “Absen Berhasil”. Namun jika data yang dihasilkan oleh sensor tidak sesuai dengan data yang tersimpan, maka mesin absen akan menolak absen pegawai tersebut dan menampilkan pesan “Absen Gagal”.
Baca juga: Absen Online: Perkembangan dan Manfaat Menggunakannya!
Beberapa mesin absen fingerprint juga dilengkapi dengan fitur-fitur lain seperti kamera, LCD, dll. Fitur ini dapat digunakan untuk mengambil gambar pegawai saat absen dan menampilkan informasi-informasi seperti jam masuk, jam keluar, dan sebagainya.
Proses absen dengan menggunakan fingerprint sangat efisien karena pegawai tidak lagi memerlukan kartu absen atau kode yang harus diingat. Selain itu, proses absen dengan fingerprint juga lebih aman dibandingkan dengan proses absen dengan kartu magnetik atau kartu chip karena data sidik jari yang unik sangat sulit untuk diduplikasi.
Selain teknologi fingerprint, penerapan konsep biometrik juga bisa Anda temukan di teknologi berbasis pengenalan wajah atau face recognition. Face recognition menawarkan berbagai keunggulan jika dibandingkan fingerprint. Beberapa contohnya seperti anti-spoofing yang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya fraud.
Jika Anda mengkhawatirkan bagaimana jika proses face recognition tidak berhasil karena faktor situasi dan keadaan, ada solusi yang tepat yaitu Liveness Detection oleh AdIns. Layanan ini sudah dilengkapi dengan algoritma yang berbasis deep learning sehingga dapat mendeteksi wajah Anda meskipun adanya refleksi cahaya atau bayangan.
Temukan face recognition software dari AdIns di sini! Segera mudahkan proses identifikasi diri untuk absen dengan bantuan face recognition dari AdIns!