Inilah Cara Membuat Credit Scoring beserta Contohnya
Bagaimana cara membuat credit scoring yang akurat? Pertanyaan tersebut pasti terlintas di benak Anda ketika hendak bertemu dengan calon debitur atau peminjam dana. Credit scoring harus dilakukan secara akurat dan berkala. Credit scoring bertujuan agar data yang dihasilkan bisa memberikan gambaran mengenai latar belakang calon debitur, seperti kemampuan untuk melakukan pinjaman dan memiliki risiko kredit yang rendah.
Hadirnya credit scoring tentu akan memudahkan pihak pemberi pinjaman dalam melakukan verifikasi agar calon peminjam dapat mengajukan pinjaman yang dibutuhkan. Lantas, bagaimana membuat credit scoring yang baik? Informasi tersebut akan diulas lebih spesifik dalam artikel ini.
Apa itu Credit Scoring?
Secara garis besar, credit scoring adalah sistem yang diterapkan dalam institusi keuangan untuk menentukan kesanggupan dari calon debitur yang akan melakukan pinjaman. Untuk mendapatkan informasi credit scoring, institusi keuangan perlu melakukan peninjauan terhadap data pribadi, riwayat kredit, usia, status, masa kerja, jabatan dalam pekerjaan, dan data keuangan lainnya yang akan digunakan sebagai indikator penilaian.
Tinjauan data tersebut mempresentasikan kondisi calon peminjam dan risiko yang akan didapatkan saat melakukan pinjaman. Dalam melakukan credit scoring, diperlukan tahapan sistematis dan analisis kredit yang cermat dengan panduan penilaian yang mencakup prinsip 5C (character, capital, capacity, condition, dan collateral). Penilaian lainnya juga disimpulkan dalam prinsip 5P (party, purpose, payment, profitability, protection).
Hasil kajian credit scoring akan menentukan skor kredit yang menentukan sebuah institusi keuangan untuk menentukan persetujuan atau penolakan terhadap pengajuan kredit calon peminjam. Credit scoring juga membantu mengurangi risiko kredit dan meningkatkan pengalaman peminjaman yang lebih baik.
Baca juga: Analisis Kredit: Pengertian, Proses dan Fungsinya
Bagaimana Cara Mengecek Credit Scoring?
Sebelum mengajukan pinjaman ke institusi keuangan atau bank, calon debitur sebaiknya melakukan pengecekan credit scoring terlebih dahulu. Pengecekan ini bertujuan untuk memeriksa riwayat kredit, melakukan evaluasi, mengetahui tingkat skor kredit, dan meninjau beberapa faktor yang memengaruhi skor kredit.
Mengetahui prosedur ini sangat bermanfaat sebelum melakukan pinjaman. Informasi dari pengecekan credit scoring juga menjadi pertimbangan bagi pihak kreditur untuk menyetujui atau menolak pengajuan kredit dari calon debitur.
Calon debitur bisa melakukan pengecekan dengan mengakses SLIK atau Sistem Layanan Informasi Keuangan dan memperoleh informasi terkait. Salah satu lembaga yang menyediakan layanan tersebut adalah OJK (Otoritas Jasa Keuangan) melalui aplikasi permohonan informasi debitur atau iDebku. Proses ini sebelumnya dikenal sebagai BI Checking yang berada di bawah pengelolaan Bank Indonesia.
Pengecekan ini berguna sebagai acuan untuk mengajukan pinjaman. Di Indonesia, skor kredit yang baik berkisar antara 800 hingga 900. Skor tersebut menandakan debitur mampu memenuhi kewajibannya melunasi pinjaman dengan baik. Sebaliknya, skor yang berada di bawah nilai kecukupan lebih sulit mendapatkan pinjaman dari institusi keuangan.
Menurut BI Checking, credit scoring dibagi dalam 5 tingkatan skor yang terdiri dari:
- Skor 1: Debitur disiplin melakukan pembayaran tanpa menunggak.
- Skor 2: Debitur tercatat sudah menunggak selama 1-90 hari dan dalam perhatian khusus.
- Skor 3: Debitur tidak lancar membayar dan cicilan kredit menunggak 91-120 hari.
- Skor 4: Cicilan kredit sudah menunggak 121-180 hari.
- Skor 5: Kredit telah macet dan cicilan kredit sudah menunggak selama lebih dari 180 hari.
Baca juga: 4 Perbedaan Kredit dan Pembiayaan yang Wajib Anda Ketahui!
Cara Membuat Credit Scoring
Proses membuat credit scoring dilakukan melalui penentuan variabel, pengumpulan dan analisis data, model credit scoring, validasi model, dan implementasi. Semua tahapan ini menjadi indikator penilaian untuk membuat credit scoring. Cara membuat credit scoring dengan tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1 . Variabel
Indikator pertama yang bisa diketahui adalah variabel yang digunakan oleh pihak keuangan. Variabel ini berguna untuk menentukan apakah calon peminjam mempunyai riwayat dan latar belakang kredit yang baik.
Di dalam variabel ini, informasi yang digunakan juga beragam, mulai dari sejarah kredit, riwayat pembayaran, keterlambatan, hingga tunggakan yang dimiliki. Jumlah utang juga tergolong informasi yang akan dipertimbangkan. Selain itu, pihak keuangan ingin memastikan risiko kredit yang dapat dinilai dari usia, pekerjaan, pendapatan, jumlah kartu kredit yang dimiliki, jangka waktu kredit, sampai jenis kredit.
2 . Pengumpulan dan Analisis Data
Data merupakan bagian penting untuk membuat credit scoring. Pihak keuangan akan mengumpulkan dan menganalisis data secara cermat. Data bisa diperoleh dari lembaga kredit dan berisi tentang informasi pribadi, riwayat kredit, jumlah utang, rasio utang terhadap pendapatan, usia, pekerjaan, dan pendapatan. Data ini akan digunakan untuk mengevaluasi dan membangun model credit scoring.
3 . Model Scoring
Model scoring merupakan metode yang dibangun dari variabel yang telah ditentukan dan berisi sejumlah informasi atau data historis serta statistik. Metode tersebut berguna sebagai estimasi kelayakan calon debitur untuk menerima pinjaman bank dan kemungkinan pinjaman tersebut dibayar kembali. Data ini mencakup juga kemungkinan keterlambatan atau tunggakan yang bisa saja terjadi.
Model scoring juga menampilkan skor kredit setelah proses analisis mendalam. Angka ini menunjukkan kelayakan untuk menerima pinjaman. Skor kredit ini melibatkan pemrosesan data yang sangat besar sehingga acuan dari model scoring juga dapat meminimalkan risiko kredit.
4 . Validasi Model
Validasi model berguna untuk mengevaluasi seberapa baik metode credit scoring yang digunakan untuk mengestimasi risiko kredit seseorang. Hal ini dilakukan agar model scoring yang telah dihasilkan dari pemrosesan data dapat dipastikan akurat dan kredibel. Validasi model juga melalui beberapa tahap, mulai dari pengujian, evaluasi, dan peningkatan model.
Tahapan ini berperan untuk memperkuat hasil pemrosesan data. Sehingga jika ditemukan ketidakakuratan dalam model yang digunakan, maka prosesnya akan melewati setiap tahapan hingga peningkatan atau pengoptimalan model.
Baca juga: 3 Teknik Penyelesaian Kredit Macet dan Contohnya
Contoh Simulasi Credit Scoring?
Umumnya, simulasi credit scoring membutuhkan variabel tentang sejumlah informasi yang diperiksa dengan saksama. Variabel tersebut kemudian disiapkan untuk diolah melalui pemrosesan data. Tujuannya jelas, yaitu mengestimasi risiko kredit. Melalui jasa financial marketplaces yang menyediakan layanan credit scoring, Anda bisa mencoba untuk mengolah data pribadi dengan mencocokkan beberapa informasi yang diperlukan.
Simulasi credit scoring memerlukan jenis informasi personal, di antaranya adalah usia, pekerjaan, pendapatan, status perkawinan, jumlah tanggungan, kepemilikan rumah, dan jumlah kartu kredit. Data yang diberikan kemudian akan diolah oleh penyedia layanan dan memberikan gambaran credit scoring dari pemrosesan data dan riwayat Anda.
Berikut adalah contoh simulasi credit scoring sebagai gambaran dari informasi yang diberikan. Tuan Frans berusia 35 tahun, berstatus menikah dan memiliki seorang anak. Status pekerjaannya adalah seorang staf di salah satu perusahaan swasta di Jakarta dengan pendapatan tetap yang diperoleh berkisar Rp7.000.000 setiap bulannya. Tuan Frans telah bekerja selama 5 tahun dengan status kepemilikan rumah milik pribadi dan tidak memiliki kartu kredit.
Dari contoh di atas, hasil credit scoring yang diperoleh berada dalam kisaran angka 452. Angka tersebut dianggap cukup dan bisa diperbaiki. Namun, nilai ini berada di bawah rata-rata dan kemungkinan mendapat kendala untuk mengajukan kredit.
Simulasi ini belum melibatkan variabel yang kompleks, yaitu data historis yang berkaitan dengan kredit, tunggakan, rasio utang, rasio keuangan, dan informasi lain yang dirasa perlu untuk diolah dalam sistem pemrosesan data.
Cara membuat credit scoring sangat penting dalam mengetahui kelayakan kredit calon debitur. Tujuannya yaitu menganalisis dan meminimalkan risiko kredit yang akan dihadapi ketika calon debitur hendak mengajukan kredit. Gunakan Credit Scoring AdIns yang akan mengotomatisasi setiap proses credit scoring yang dilakukan. Hubungi kami segera untuk mengetahui lebih lanjut mengenai layanan ini.