5 Jenis Autentikasi, Contoh dan Fungsinya untuk Keamanan Data

5 Jenis Autentikasi, Contoh dan Fungsinya untuk Keamanan Data

Keamanan data makin dipertaruhkan pada era yang serba digital ini. Pengguna internet harus memasang setidaknya salah satu model autentikasi di perangkat mereka. Setiap jenis autentikasi memiliki ciri khas tersendiri, tetapi sama-sama bermanfaat dalam memperketat keamanan perangkat pengguna.

Pengertian Autentikasi

Autentikasi adalah proses validasi identitas pengguna sebelum mengakses data, perangkat, atau akun yang ingin dimasuki. Istilah autentikasi berasal dari bahasa Yunani, yakni authentic, artinya asli. 

Berdasarkan etimologi tersebut, Anda dapat menyimpulkan bahwa autentikasi merupakan proses untuk menjamin keaslian pengguna berdasarkan kredensial dalam database server atau sistem komputer.

Jenis Autentikasi dan Karakteristiknya

Jenis Autentikasi, 5 Jenis Autentikasi, Contoh dan Fungsinya untuk Keamanan Data, Advance Innovations

Autentikasi pertama hadir dalam jenis password-based yang lahir pada 1960-an. Sejak saat itu, teknologi ini terus berkembang hingga lahirlah berbagai jenis autentikasi lainnya yang kian canggih. 

Kenali berbagai model autentikasi yang telah hadir sampai sekarang ini beserta contohnya berikut ini.

1. Password-based

Jenis autentikasi ini paling populer digunakan karena telah lama hadir di dunia internet. Anda pun sering menemukan password-based authentication saat hendak login ke akun email, akun media sosial, aplikasi e-commerce, dan sebagainya. 

Password yang disusun bisa berupa huruf, angka, simbol, atau kombinasi ketiganya, tetapi akan lebih baik jika dibuat makin rumit. Pada jenis ini, sistem komputer harus mencocokkan password dengan username yang sudah terdaftar dalam sistem.

Contoh password-based sebenarnya sederhana dan sering dijumpai. Anda hendak masuk ke akun media sosial dengan memasukkan username dan password yang didaftarkan. Anda tidak bisa masuk jika terdapat ketidakcocokan antara dua kredensial yang diinput. Anda diarahkan untuk mengganti password atau membuat akun baru jika telah mencapai batas kesalahan maksimum.

Baca juga: 5 Peran Teknologi Informasi dalam Bisnis di Era Digital

2. Certificate-based

Sesuai namanya, autentikasi ini menggunakan sertifikat digital berupa kartu identitas. Artinya, pengguna bisa mengakses akun, layanan, atau data apabila bisa membuktikan kartu identitas atau keanggotaan. Biasanya, sistem ini dimanfaatkan dalam website internal perusahaan untuk memvalidasi identitas karyawan mereka.

Penerapan certificate-based banyak digunakan dalam platform manajemen berbasis cloud. Sertifikat digital yang terdaftar dalam sistem disimpan dalam cloud. Administrator platform bisa mengelola dan menerbitkan sertifikat kepada pengguna atau anggotanya.

Contoh certificate-based authentication dapat ditemukan pada layanan finance technology kekinian. Pengguna harus mengunggah KTP sebelum bisa mengakses layanan keuangan tersebut secara maksimal.

3. Multi-factor Authentication (MFA)

Perangkat yang disegel dengan Multi-Factor Authentication (MFA) mengharuskan pengguna untuk melakukan langkah autentikasi lebih dari satu kali. MFA mencakup Two-Factor Authentication (TFA) yang biasa ditemukan pada salah satu aplikasi chatting populer di Indonesia.

MFA merupakan kombinasi beberapa jenis autentikasi yang tersedia di dunia internet. Beberapa aplikasi menerapkan sistem MFA untuk melindungi keamanan data penggunanya dari potensi serangan siber atau hacker.

Contoh MFA dapat dilihat pada aplikasi marketplace. Anda login ke akun dengan memasukkan username dan password. Namun, Anda belum bisa masuk karena harus memasukkan kode One-Time Password (OTP) yang dikirimkan melalui SMS.

Baca juga: Apa Itu Cyber Security dan Tipe-tipe Ancamannya?

4. Token-based

Token yang digunakan dalam sistem autentikasi ini berupa kombinasi string yang telah dienkripsi. Token-based authentication paling sering diterapkan dalam komunikasi client-server atau REST API.

Begini langkah kerja model autentikasi ini. Pertama, protokol mengizinkan pengguna untuk memverifikasi identitas, lalu memberikan token kepada pengguna untuk mengakses website atau layanan. Selama tokennya masih valid, pengguna dapat menikmati layanan dalam suatu sistem.

Contoh ini bisa dilihat ketika Anda lupa password suatu akun dan ingin menggantinya dengan password baru. Server akan memberikan token berupa password sementara melalui e-mail yang terdaftar supaya Anda bisa mengakses akun dan mengganti password. Setelah password diganti, token tersebut sudah tidak valid karena fungsinya sudah selesai.

5. Biometric-based

Model autentikasi ini sudah banyak ditemukan pada keamanan smartphone. Autentikasi berbasis biometrik menggunakan karakter biologis pengguna yang telah direkam dalam server.

Banyak sekali bentuk autentikasi biometrik, mulai dari face match, fingerprint, voice recognition, sampai eye-scanners yang menganalisis bentuk iris mata pengguna.

Contoh sederhananya, Anda hendak membayar makanan dengan salah satu aplikasi pembayaran online. Anda mengaktifkan autentikasi biometrik berupa fingerprint scan supaya tidak repot memasukkan PIN. Proses pembayaran berjalan lancar jika sidik jari yang dipindai sesuai dengan sistem yang terekam.

Baca juga: Apa Itu Face Recognition yang Berguna bagi Perusahaan?

Cara Kerja Autentikasi

Jenis Autentikasi, 5 Jenis Autentikasi, Contoh dan Fungsinya untuk Keamanan Data, Advance Innovations

Apa pun jenis autentikasi yang digunakan, cara kerjanya tetap sama. Proses autentikasi bermula ketika pengguna memasukkan kredensial, baik berupa email dan password, biometrik, sertifikat digital, maupun MFA. Server mencocokkan kredensial yang dimasukkan dengan data yang teregistrasi dalam database sebagai tahap verifikasi.

Pengguna bisa mengakses data atau layanan di dalamnya apabila data yang dimasukkan sudah cocok dengan record-nya. Namun, ada pula beberapa website atau sistem yang menerapkan sistem otorisasi, yaitu pemberian izin akses kepada pengguna terhadap jenis data tertentu.

Baca juga: 4 Manfaat Database Bagi Perusahaan Anda

Mengapa Autentikasi Penting untuk Keamanan Data?

Data yang tersimpan tidak boleh dibiarkan begitu saja tanpa proses autentikasi lantaran rawan akan pencurian. Hacker atau pengguna dapat memanfaatkan data tersebut untuk kepentingan pribadi. Oleh karena itu, dibuatlah sistem autentikasi untuk melindungi data tersebut.

Makin ketat sistem autentikasinya, data pun makin jauh dari sentuhan hackers. Itulah mengapa tidak cukup menggunakan password sebagai langkah autentikasi. Keamanan data harus dimaksimalkan dengan menerapkan jenis autentikasi lainnya, terutama MFA.

Kesimpulan

Sistem biometrik digadang-gadang sebagai model autentikasi paling aman. Alasannya, server hanya perlu mengenali karakteristik biologis pengguna yang tak dimiliki oleh manusia lainnya. Contohnya, sidik jari manusia yang tidak selalu sama satu dengan lainnya.

Certificate-based menjadi model yang cocok diimplementasikan di perusahaan dibandingkan empat jenis lainnya. Selain kartu identitas, sertifikat digital tersebut bisa pula berupa tanda tangan digital.
Hasil tanda tangan digital Anda akan bebas dari risiko peniruan dengan aplikasi AdIns Digital Signature. Tidak hanya berperan sebagai jenis autentikasi, aplikasi ini juga bermanfaat untuk menandatangani dokumen online meski posisi Anda lagi jauh dari kantor.

Anda juga dapat menggunakan Liveness Check dari AdIns yang dilengkapi dengan teknologi yang canggih untuk melakukan pemindaian terhadap dokumen dan wajah dalam proses verifikasi. Hubungi AdIns untuk informasi lebih lanjut dan dapatkan versi demo gratisnya.

Author :

Ad-Ins

Published date :

17 Januari 2023