AdIns Podcast Lantai Tiga: Prestasi Main Alat Musik Tradisional Sampai Ke Luar Negeri
Seorang programmer biasanya identik dengan kecanggihan teknologi modern serta pekerjaan dan kebiasaan yang berhubungan dengan IT. Pada AdIns Podcast Lantai Tiga, kita mengundang salah satu programmer AdIns untuk berbincang yaitu Wandy Suwandi yang merupakan full stack developer yang juga memiliki hobi yang unik yaitu bermain alat musik tradisional Nan Yin.
Nan Yin adalah musik tradisional tua bahkan sebelum masehi yang berasal dari Fujian, Cina, yang pada masa itu hanya dimainkan di Istana kerajaan, namun kini sering ditampilkan di acara-acara seperti tahun baru, pernikahan, dan sebagainya. Musik ini terdiri dari 4 instrumen utama antara lain: Pipa, yakni alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik. Sanxian, yang juga merupakan alat musik petik yang terdiri dari tiga dawai. Dong-xiao adalah alat musik tiup atau suling bambu yang dimainkan dengan posisi vertikal. Er-xian adalah alat musik gesek yang memiliki dua dawai dan dimainkan secara vertikal.
Wandy sudah menggeluti hobi ini sejak kuliah sekitar tahun 2012, berawal dari ajakan seorang koko dari Yayasan Oriental Indonesia di Jakarta Utara untuk belajar musik Nan Yin di komunitas ini yang kebetulan satu lokasi dengan tempat ia melaksanakan kebaktian rutin setiap hari minggu. Di tempat ini Wandy pertama kali belajar alat musik Er-xian kemudian ia juga mempelajari alat musik Dong-xiao sampai saat ini sering ikut serta dan tampil di berbagai acara Internasional bersama teman-temannya dari Yayasan Oriental Indonesia. Tentu saja ini merupakan sebuah prestasi yang luar biasa.
Sebenarnya musik ini lebih banyak digemari oleh kalangan orang tua, di Indonesia sendiri baru beberapa tahun belakang ini mulai diminati oleh kalangan muda. Hal ini membuat yayasan berinisiatif agar lebih banyak bibit muda tertarik untuk meneruskan budaya ini. Oleh karena itu, ketika Wandy dan teman-temannya bergabung mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menunjukkan bakat mereka di kancah internasional. Tidak hanya itu, mereka juga disambut baik bahkan banyak yang terkesan bahwa anak muda dari Indonesia tertarik dengan musik ini, karena memang budaya ini berasal dari Cina, ini menambah kesan baik sehingga membuka lebih banyak peluang untuk yayasan ini untuk tampil di berbagai acara luar negeri.
Sebagai seorang programmer yang memiliki banyak pekerjaan dan sering lembur tentu harus tahu bagaimana membagi waktu antara pekerjaan utama dan hobi dengan baik. Setiap kali Wandy akan mengikuti latihan atau tampil di sebuah acara, sebelumnya ia akan izin atasannya terlebih dahulu dan sebisa mungkin menyelesaikan pekerjaan pada hari itu. Kalau memang tidak bisa atau lembur, ia akan menggunakan lagu rekaman yang akan didengarkan berulang-ulang untuk latihan. Apalagi jarak tempat kerja dan tempat latihan terbilang cukup jauh.
Salah satu acara yang pernah diikuti Wandy adalah Quanzhou International Nan-yin Symposium di Quanzhou, Taiwan selama satu minggu untuk tampil mewakili Indonesia. Acara ini juga diikuti negara lain seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan lainnya. Acara ini diselenggarakan dengan tujuan pelestarian budaya. Selain untuk tampil, juga diadakan kunjungan ke komunitas atau yayasan yang menaungi musik ini disana untuk berbagi ilmu dan pengalaman serta kolaborasi untuk bermain musik Nan-yin bersama. Bahkan di salah satu acara penting, mereka diberi kepercayaan untuk tampil pada acara penutupan yang merupakan puncak acara tersebut dan membawakan salah satu lagu paling ditunggu oleh penggemar musik Nan-yin yaitu Mei Hua Cao. Ini merupakan sebuah prestasi yang membanggakan. Dan untuk mencapai titik ini perjuangan yang dilakukan Wandy pun tidak mudah dan instan, semua itu membutuhkan ketekunan dan konsistensi untuk terus berlatih agar kemampuan juga terus meningkat.
Semoga kisah dari salah satu AdIners ini bisa menjadi inspirasi kita semua. Untuk cerita lebih lengkapnya, bisa disimak di https://youtu.be/QjqM6QQ14r4