Pahami Apa Itu Revolusi Industri 4.0, Dampak beserta Contoh Penerapannya
Belakangan ini istilah industri 4.0 semakin sering bermunculan di berbagai media di Indonesia dan menjadi perbincangan banyak orang di dunia. Baik pemerintah maupun sektor swasta pun berlomba-lomba melakukan implementasi perubahan ini dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasionalnya.
Namun apa sebenarnya yang dimaksud dengan industri 4.0 tersebut? Bagaimana awal mula kemunculan revolusi industri? Apa saja dampaknya bagi kehidupan serta contohnya dalam kehidupan sehari-hari? Simak ulasan berikut ini hingga tuntas!
Pengertian Apa Itu Revolusi Industri 4.0
Revolusi industri 4.0 adalah upaya yang memungkinkan para pelaku industri membiarkan komputer saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain, dan pada akhirnya melahirkan keputusan tanpa lagi melibatkan keterlibatan fisik manusia alias terjadi kombinasi antara dunia aktual dan virtual, Internet of Things (IoT) dan Internet of Systems.
Menurut Kanselir Jerman, Angela Merkel yang dikutip dari laman Gramedia, pernah menyatakan bahwa pengertian revolusi industri 4.0 adalah sebuah transformasi komprehensif dari segala aspek produksi yang terjadi di dunia industri melalui penggabungan atau konektivitas antara teknologi digital serta internet dengan industri konvensional.
Hal ini senada dengan pendapat Schlechtendahl dkk (2015) yang mendefinisikan revolusi industri sebagai fase yang menekankan pada unsur kecepatan dari ketersediaan sebuah informasi, yaitu sebuah lingkungan industri dimana seluruh entitasnya (sumber daya) dapat selalu terhubung serta mampu berbagi informasi dengan mudah antara satu sama lain.
Sejarah Perkembangan Revolusi Industri 4.0
Jika menengok sejarah revolusi industri, Istilah revolusi industri keempat (4.0) ini pertama kali bergema saat Hannover Fair pada April 2011, yang digaungkan oleh pemerintah Jerman demi memajukan bidang industri yang ada saat itu dengan adanya bantuan dari teknologi.
Jadi singkatnya Revolusi industri 4.0 dapat diartikan sebagai perubahan yang dilakukan secara besar-besaran dalam kaitannya produksi barang.
Jika ditengok fase perubahan Industri dari masa ke masa, ada beberapa poin penting yang menandakan dalam tiap fase perubahannya. Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Revolusi Industri 1.0
Pada tahap ini, teknologi yang memicu terjadinya revolusi di dunia industri adalah penemuan dan pengaplikasian mesin uap dalam proses produksi. Teknologi tersebut memungkinkan manusia mengandalkan tenaga lain selain tenaga manusia untuk melakukan proses produksi barang.
Sebelum terjadinya revolusi industri, umumnya kerja-kerja produktif manusia hanya mengandalkan otot, tenaga angin, dan tenaga air.
2. Revolusi Industri 2.0
Pada era Revolusi Industri 2.0 ditandai dengan digunakannya listrik yang mana lebih mudah dan murah untuk menggantikan mesin uap. Produksi massal dapat dilakukan lebih cepat dengan kuantitas lebih tinggi.
3. Revolusi Industri 3.0
Teknologi otomatisasi yang kita kenal dalam revolusi Industri 4.0 sebenarnya telah muncul pada tahap ini. Teknologi seperti mesin robot dan komputer yang semakin canggih pasca perang dunia kedua memugkinkan perubahan cara produksi dari analog yang digunakan industri konvensional ke digital seperti industri modern yang kita kenal sekarang.
4. Revolusi Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 atau sering disebut juga sebagai cyber physical system adalah fase dimana komputerisasi semakin diperkuat dengan kemunculan internet dan integrasi berbagai sistem. Aktivitas controlling dan monitoring juga dapat dilakukan secara otomatis dan remote dari jarak jauh sekalipun.
Untuk lebih memahami konsep revolusi industri 4.0, perhatikan ilustrasi berikut.
Perusahaan A merupakan manufaktur yang bergerak di bidang produksi air mineral. Perusahaan tersebut telah menerapkan teknologi industri 3.0 dengan membuat sistem aplikasi sederhana untuk masing-masing bagian (produksi, pemasaran, HR, dan sebagainya).
Namun memasuki era revolusi industri 4.0, perusahaan A pun melakukan perombakan digital. Sistem di masing-masing bagian tersebut diintegrasikan menjadi sebuah sistem informasi manajemen yang lebih utuh sehingga memungkinkan pemilik atau pengguna sistem yang berkepentingan dapat melihat alur bisnis dari hulu sampai hilir hanya melalui satu platform saja.
Selain itu, A juga memasang sensor di sumber air yang memungkinkan petugas mengetahui kondisi di sumber atau mata air (seperti kebocoran pipa, kadar mineral, debit air, dan sebagainya) serta dapat melakukan tindakan tanpa harus datang langsung ke lokasi sehingga menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
Berdasarkan penjelasan di atas, kesimpulan yang diperoleh untuk menjawab apa itu revolusi industri 4.0 adalah perubahan dalam memproduksi barang (maupun melakukan produktivitas berkaitan lainnya) yang memanfaatkan teknologi digital, integrasi, dan otomatisasi dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi serta menekan biaya produksi.
Baca Juga: Inilah Kelebihan Bisnis Berbasis Teknologi Digital
Apa Saja Dampak dari Revolusi Industri 4.0?
Peralihan ke industri 4.0 akan berdampak pada bagaimana kita menjalani hidup kita mulai dari cara kita memproduksi, mendistribusi, hingga mengonsumsi barang dan beriringan dengan pengembangan teknologi informasi.
Selain perubahan proses produksi barang dalam dunia Industri, dampak Revolusi industri 4.0 juga telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan dengan yang lain.
Namun dalam sudut pandang yang lebih luas, Revolusi Industri generasi keempat (4.0) ini membawa perubahan yang sifatnya bagaikan sebilah pisau bermata 2, artinya membawa dampak positif dan negatif.
Apa saja dampak yang ditimbulkan dari revolusi industri 4.0? Berikut ini penjelasannya.
1. Dampak Positif Revolusi Industri 4.0
- Kemajuan dalam ilmu kedokteran, karena mengarah pada kesadaran hidup yang lebih sehat.
- Aktivitas berbelanja online semakin mudah dan diterima, ditandai dengan hadirnya berbagai e-commerce.
- Bisa bekerja dari mana saja.
- Komunikasi semakin luas.
- Munculnya inovasi-inovasi baru dalam bidang teknologi digital yang semakin memudahkan pekerjaan.
2. Dampak Negatif Revolusi Industri 4.0
- Pengangguran bertambah karena diganti oleh mesin robot
- Ketergantungan yang tinggi terhadap teknologi.
- Privasi dapat terganggu akibat kemajuan teknologi dalam sistem pelacakan.
- Bioengineering, kecerdasan buatan, alat pemrograman, robotika, dll. juga dapat digunakan untuk tujuan yang merusak.
Baca juga: Dampak Teknologi 5G Pada Mobile Customer Behavior
Apa Saja Contoh Teknologi dari Revolusi Industri 4.0?
Sejak istilah Industri 4.0 pertama kali diperkenalkan di Jerman pada tahun 2011, dunia telah menyaksikan berbagai terobosan dalam bidang teknologi yang berujung pada transformasi besar-besaran di berbagai sektor. Masyarakat kini sudah tidak asing dengan kehidupan digital, dan bahkan beberapa telah melihat kemungkinan dunia virtual sebagai ‘tempat hidup’ kedua mereka.
Berikut adalah beberapa contoh teknologi yang diaplikasikan dan berperan besar dalam Revolusi Industri 4.0
1. Internet of Things (IoT)
Internet of Things (IoT) bisa jadi merupakan salah satu buah karya Revolusi Industri 4.0 yang paling terasa perannya. Gambaran Industri 4.0 dimana mesin saling terhubung satu sama lain untuk meningkatkan produktivitas dan membantu manusia merupakan realisasi IoT.
Singkatnya, Internet of Things adalah teknologi yang memungkinkan perangkat mesin bekerja dengan bantuan perangkat mesin lainnya yang terhubung dengannya. Semisal, lini produksi pabrik yang menerapkan IoT kini dijalankan oleh mesin yang terhubung dengan sebuah komputer dimana operator (bisa manusia) dapat mengatur proses produksi dari tempat yang jauh dari proses pembuatan.
Baca Juga: 6 Contoh Keren Penerapan Internet of Things di Sekeliling Kita
2. Big Data
Istilah Big Data sendiri sebenarnya sudah muncul jauh sebelum Revolusi Industri 4.0 terjadi. Hanya saja, teknologi komputer yang dapat memproses dan memanfaatkan Big Data baru menjadi hal umum ketika Revolusi Industri 4.0 terjadi.
Big Data adalah istilah yang merujuk pada data yang memiliki karakteristik: volume atau jumlahnya besar, data-datanya muncul dengan sangat cepat, data-data tersebut memiliki keberagaman, dan terakhir data-data tersebut bersifat acak atau tidak beraturan.
3. Komputasi Awan (Cloud Computing)
Komputasi Awan atau Cloud Computing merujuk pada proses komputasi yang tidak dilakukan secara lokal pada mesin komputer yang digunakan tetapi pada teknologi Awan. Dalam Industri 4.0, teknologi Awan merujuk pada sebuah tempat penyimpanan yang dapat berupa komputer, atau bagian-bagian komputer yang berada di luar mesin komputer pengguna.
Misalkan, sebuah perusahaan sedang mengembangkan sebuah aplikasi yang membutuhkan ruang yang sangat besar. Tentunya, pengerjaan aplikasi tersebut tidak dapat dilakukan pada komputer pribadi, pun jika dipaksakan akan memakan tempat, waktu, dan biaya yang tidak kecil. Pengerjaan aplikasi kemudian dapat dilakukan di awan, di mana perusahaan menyewa atau membeli sebuah mesin komputer yang berada di tempat yang terpisah yang memiliki ukuran penyimpanan yang lebih besar.
Selain memberikan tempat dan tenaga tambahan, teknologi awan juga dapat mempermudah pekerja untuk mengakses file atau folder yang berkaitan dengan pengerjaan aplikasi dimanapun dan kapanpun.
4. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) mungkin adalah teknologi Industri 4.0 yang paling dikenal bahkan oleh orang sekalipun.
Simpelnya, kecerdasan buatan adalah sebuah teknologi yang berusaha mewujudkan mesin yang memiliki kemampuan kognitif atau kecerdasan layaknya manusia. Selain itu, kecerdasan buatan ini juga bertujuan untuk membantu manusia mengolah dan menganalisis data dalam jumlah yang sangat besar.
5. Cyber Security
Teknologi yang terakhir yang berkembang di era revolusi industri 4.0 adalah cyber security. Revolusi industri 4.0 membuat hampir sebagian besar kegiatan bisnis di seluruh dunia berlangsung secara digital di internet sehingga dibutuhkan cyber security.
Pada dasarnya, cyber security adalah bentuk perlindungan informasi dari segala bentuk serangan digital yang dapat terjadi di internet. Tidak hanya informasi saja, namun cyber security juga memberikan proteksi terhadap sistem database, program atau aplikasi, hingga jaringan.
Contoh Penerapan Industri 4.0 di Indonesia
Contoh dari penerapan industri 4.0 di Indonesia sendiri dapat kita lihat pada berbagai sektor industri mulai dari FMCG, eletronik, tekstil, otomotif, elektronik, hingga jasa keuangan dan perbankan. Berikut ini lima contoh sektor industri yang menjadi anak kandung Revolusi Industri 4.0.
1. E-Commerce
Kemunculan E-commerce seperti Shopee, Tokopedia, hingga Lazada merupakan wujud transformasi dari industri retail yang tersentuh pengaruh teknologi yang kemudian berubah menjadi “pasar online”.
Kini seiring berjalannya waktu serta perkembangan teknologi dan infrastruktur logistik, industri E-commerce ini menjadi sangat menjanjikan dan berkembang hingga masuk ke industri retail maupun industri manufaktur konvensional.
Hal ini terjadi dikarenakan, penggunaan E-commerce memberikan pengalaman berbelanja yang lebih mudah serta nyaman bagi para konsumen dibandingkan dengan cara yang lama.
2. Agregator Layanan
Istilah aggregator atau “pengepul” semakin mencuat belakangan ini. Bisnisnya bisa bergerak mulai dari agregator properti, transportasi, layanan kesehatan, hingga investasi. Semua hal tersebut sekarang dapat diakses melalui sentuhan jari dan gadget yang kamu miliki.
Jika sebelumnya, seseorang harus mencari berbagai informasi serta sebagai sebuah perusahaan yang harus menunggu datangnya konsumen, dengan perkembangan yang ada menjadi kebalikan. Dengan adanya aggregator layanan terdapat keuntungan lain yaitu adanya transparansi data.
Hal ini dikarenakan agregator mengumpulkan berbagai data dari berbagai vendor layanan menjadi satu, sehingga bagi para konsumen dapat dengan mudah menentukan pilihan yang mereka inginkan. Selain itu, melalui aggregator seseorang dapat dengan mudah mengakses serta penggunaannya yang lebih praktis.
3. Agensi Digital Marketing
Contoh ketiga adalah Agensi digital marketing yang bertugas untuk mengeksekusi berbagai strategi pemasaran digital yang dimiliki perusahaan berdasarkan tujuan atau objektif yang ingin dicapai. Dengan pesatnya industri ini, semakin banyak agensi pemasaran digital yang bermunculan, hal ini dikarenakan pemasaran digital merupakan sebuah metode pemasaran yang efektif dan juga terkendali.
Hal tersebut yang membuat banyak perusahaan serta organisasi yang memanfaatkan jasa pemasaran digital yang terpercaya. Dibandingkan dengan melatih karyawannya, mereka lebih memilih untuk memanfaatkan jasa pihak ketiga karena lebih efisien dan menghemat waktu.
4. Pembayaran Digital
Barangkali Anda adalah pengguna dari E-money, Shoppe Pay, Dana ataupun LinkAja. Itu merupakan contoh penerapan pembayaran digital. Hingga saat ini, puluhan vendor pembayaran digital yang beroperasi di Indonesia dengan fitur dan keunggulannya yang masing-masing.
Pembayaran digital ini tumbuh dengan pesat karena memberikan kemudahan serta keamanan bagi penggunanya dalam melakukan transaksi. Dengan menggunakan layanan ini, pengguna dapat dengan mudah membayar tanpa memerlukan membawa barang lain saat keluar rumah dan hanya memerlukan gadget yang dibawanya setiap hari.
5. Kursus Online
Sejak Pandemi Corona 2020, tidak hanya kerja jarak jauh (WFH) yang dilakukan tapi juga belajar jarak jauh pun harus dilakukan. Para pelaku Industri Pendidikan menangkap peluang ini dengan menyediakan layanan kursus online. Oleh sebab itu, industri di bidang ini semakin tumbuh dengan pesat, karena masyarakat yang tidak memiliki pilihan lain untuk menuntut ilmu dan menerima informasi ditengah keadaan ini.
Namun, perkembangan kursus online yang pesat ini juga bisa dikarenakan memberikan pengalaman belajar yang berbeda jika kita bandingkan dengan pendidikan pada umumnya. Hal ini dikarenakan, kursus online dapat dilaksanakan kapan dan dimanapun.
Baca juga: Apa Itu Cyber Security dan Tipe-tipe Ancamannya?
Itulah dia beberapa contoh teknologi dan sektor industri yang muncul dan berperan besar dalam Revolusi Industri 4.0. Dengan semakin canggihnya teknologi yang ada, bukan tidak mungkin beberapa teknologi di atas akan menghasilkan teknologi-teknologi lain yang kemudian akan menghasilkan teknologi yang lebih canggih.
Revolusi Bisnis Anda Bersama Adins Sekarang Juga
Sampai saat ini masih banyak industri maupun instansi terkait yang masih memilih untuk bertahan dengan cara konvensional alih-alih segera mengadaptasi konsep 4.0. Adapun yang kerap menjadi alasan utama adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk ‘modal awal’ revolusi 4.0.
Hal ini tidak sepenuhnya salah, mengingat investasi digital mayoritas memang besar. Namun, menyusun prioritas adalah kuncinya. Perusahaan tidak harus langsung menganggarkan nominal besar untuk melakukan pengeluaran capex.
Beberapa penyedia jasa seperti AdIns justru dapat menjadi solusi opex teknologi 4.0 dengan berbagai produknya seperti penyedia layanan cloud indonesia, it project outsourcing, business intelligence software dan sebagainya.
Bahkan layanan aplikasi mobile dari AdIns Mobile pun memungkinkan kultur baru perusahaan yang lebih fleksibel seperti presensi via aplikasi di ponsel, pertukaran data secara real time antara supervisor dan petugas di lapangan, dan sebagainya. Dengan demikian, perusahaan tidak harus menggelontorkan dana besar untuk mulai mengakselerasi bisnisnya dengan menerapkan teknologi 4.0.
Pada dasarnya,era revolusi industri 4.0 tidak menghilangkan manusia sebagai komponen utama dalam proses bisnis, tetapi justru membantu manusia untuk melakukan produktivitasnya dengan lebih efisien dan efektif. Jadi, sudah siap untuk mulai bersaing di era Industri 4.0?