Disbursement Multifinance – Definisi dan Perannya dalam Industri Keuangan
Industri multifinance di Indonesia telah menjadi kuat sejak diperkenalkan ke pasar Indonesia pada tahun 1974. Karena jumlah perusahaan bisnis terus berkembang selama lima dekade terakhir, industri multifinance perlahan-lahan mendapatkan daya tarik sebagai metode pembiayaan yang populer untuk perusahaan di seluruh Indonesia. AdIns, salah satu penyedia layanan perangkat lunak independen terkemuka di Indonesia, yang juga berpartisipasi dalam industri multifinance di Indonesia. Untuk mendukung kliennya, AdIns menawarkan layanan pembayaran multifinance dalam bentuk core system multifinance AdIns, CONFINS.
Sederhananya, disbursement atau pencairan dana adalah tindakan membayar atau mencairkan uang. Tindakan ini ditandai dengan membelanjakan sejumlah uang dari dana yang tersedia untuk melakukan pembayaran kepada pihak luar. Disbursement keuangan dalam industri multifinance sangatlah penting karena karakteristiknya dalam memfasilitasi pembayaran dari klien ke penyedia keuangan mereka. Karena sektor multifinance tidak memungkinkan pembayaran langsung dari klien ke penyedia layanan mereka atau sebaliknya, pencairan dana pinjaman sangat populer sebagai metode untuk melakukan pembayaran komoditas tertentu.
Penggunaan pencairan dana pinjaman sebagai metode pembayaran pinjaman sedemikian rupa sehingga banyak perusahaan pembiayaan di Indonesia menggunakan metode ini untuk klien mereka. Biasanya, perusahaan pembiayaan menyimpan semua informasi sensitif mengenai proses pencairan dana setelah pencairan dana pinjaman terjadi. Rinciannya terdiri dari identitas pihak terkait, tanggal pembayaran, jumlah, dan metode pembayaran. Melalui pihak ketiga, proses pencairan dana pinjaman berlangsung saat peminjam melakukan proses pembayaran.
Sehingga, pencairan dana pinjaman berperan sebagai metode pembayaran yang paling umum digunakan oleh peminjam. Bank-bank besar di seluruh Indonesia menawarkan layanan pencairan dana untuk semua klien yang membutuhkan bantuan keuangan. Biasanya, persyaratan bagi klien untuk mengajukan permohonan bantuan keuangan adalah sebagai berikut:
- Apakah saat ini menjadi anggota aktif di salah satu bank besar di negara tersebut
- Bersedia menandatangani Dokumen Perjanjian Kredit (yang mencakup syarat dan ketentuan untuk pemberian bantuan keuangan)
- Mematuhi peraturan dan ketentuan dalam Dokumen Perjanjian Kredit
Persyaratan yang disebutkan di atas adalah beberapa kriteria paling umum yang harus dipenuhi klien untuk menerima pinjaman yang diberikan oleh bank. Dengan melakukan ini, bank dapat memastikan legalitas dan kesediaan klien untuk mengikuti aturan tentang mekanisme peminjaman. Selain itu, layanan pinjaman dapat menilai risiko pinjaman sebelum dapat melanjutkan ke tahap pencairan dana.
Setelah klien menyerahkan semua dokumen dan materi yang diperlukan untuk melanjutkan pencairan dana, pemberi pinjaman dapat memberikan dana pencairan baik secara tunai penuh atau infrastruktur. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan peminjam dalam tujuan bisnis mereka, sehingga tergantung pada peminjam untuk memutuskan jenis pencairan dana apa yang ingin mereka terima dari pemberi pinjaman.
Setelah memutuskan jenis pencairan dana yang mereka inginkan, mereka bisa mendapatkan pencairan tunai (pembayaran fiskal) atau pencairan non tunai. Pencairan non tunai biasanya berbentuk bahan baku untuk kebutuhan peminjam. Hal ini sangat penting untuk usaha bisnis yang memerlukan sejumlah besar bahan baku untuk segera memulai tahap produksi. Ketika pembayaran fiskal tidak cukup signifikan bagi mereka untuk mendukung bisnis mereka, mereka akan cenderung bergantung pada bahan baku untuk melanjutkan tahap produksi dan menerima laba lebih cepat.
Untuk memfasilitasi ini, perusahaan pembiayaan memiliki beberapa metode untuk menyediakan platform bagi klien untuk meminta pembayaran pinjaman untuk mereka. Salah satu cara tersebut adalah metode pinjaman peer-to-peer (pinjaman P2P). Metode ini ditandai oleh praktik meminjamkan uang kepada individu atau perusahaan bisnis melalui layanan online. Layanan online ini sangat berguna, mengingat rumitnya pemberian pinjaman kepada klien. Karena itu, perusahaan pembiayaan menggunakan metode pinjaman P2P secara luas.
Kerjasama antara perusahaan pembiayaan dan layanan pinjaman P2P juga dianggap penting dalam mendukung banyak perusahaan bisnis di seluruh Indonesia. Pada 2019, kerja sama ini diperluas untuk memberikan lebih banyak cakupan pencairan dana pinjaman untuk perusahaan di seluruh negeri. Karena banyak perusahaan bisnis di Indonesia membutuhkan pencairan dana atau bahan baku dari perusahaan multifinance untuk mendukung bisnis mereka, pinjaman P2P memiliki daya tarik dalam usaha ini. Hal ini menghasilkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia yang memberikan lampu hijau bagi perusahaan pembiayaan untuk menggunakan pinjaman P2P untuk memberikan dana pinjaman kepada banyak perusahaan bisnis di seluruh Indonesia.
Akhirnya, pencairan dana pinjaman adalah bagian penting dalam memfasilitasi pembayaran antara klien dan pemberi pinjaman dari perusahaan multifinance. Karena tidak ada cara langsung untuk memberikan dana, pinjaman P2P menyediakan cara bagi mereka untuk melakukan pembayaran yang sangat dibutuhkan. Selain itu, semakin banyak layanan multifinance baik dari bank atau perusahaan di Indonesia yang berencana untuk memperluas layanan pencairan dana mereka di seluruh negeri. Hal ini berpotensi menghasilkan lebih banyak perusahaan bisnis yang membutuhkan bantuan keuangan dari perusahaan multifinance melalui pencairan dana pinjaman.