Memahami Kebocoran Data, Jenis, Penyebab dan Dampaknya
Sesuai dengan namanya, kebocoran data atau data leakage merujuk pada situasi di mana data berharga terekspos atau diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Perlu diingatkan bahwa data yang berhasil dicuri oleh peretas seringkali digunakan untuk melancarkan serangan berbasis social engineering, seperti email phishing. Selain itu, kredensial pengguna yang dicuri bisa dijual di Dark Web.
Tentu saja, sebagai pengelola platform digital, hal ini harus dihindari. Kebocoran data tidak hanya merugikan pengguna, tetapi juga dapat berdampak negatif pada perusahaan, termasuk hilangnya kepercayaan pengguna, reputasi yang rusak, serta potensi konsekuensi hukum dan denda.
Pengertian Kebocoran Data
Kebocoran data adalah kondisi di mana data yang bersifat rahasia secara tidak sengaja terungkap atau diakses oleh pihak yang tidak memiliki izin. Ancaman ini dapat timbul melalui berbagai jalur, seperti situs web, surel, hard drive, atau komputer pribadi.
Penting untuk dipahami bahwa kebocoran data (data leakage) memiliki perbedaan dengan pelanggaran data (data breach). Ini adalah perbedaan mendasar antara keduanya:
- Pelanggaran data (data breach) adalah serangan yang dilakukan secara sengaja untuk meretas sistem dan mengakses data rahasia.
- Kebocoran data (data leakage) terjadi tanpa adanya serangan siber yang disengaja, seringkali akibat kurangnya keamanan data atau kelalaian pengguna.
Ketika terjadi kebocoran data, peretas dapat mencuri berbagai informasi sensitif, termasuk:
Informasi pengguna
- Identitas pengguna: seperti nama, alamat, nomor telepon, alamat surel, nama pengguna, kata sandi, dan sebagainya.
- Aktivitas pengguna: seperti riwayat pemesanan dan pembayaran, kebiasaan penjelajahan, dan lain sebagainya.
Informasi kartu kredit
- Informasi: seperti nomor kartu, tanggal kadaluwarsa, kode ZIP penagihan, dan lainnya.
Selain mencari informasi pengguna, peretas juga dapat mencuri informasi rahasia perusahaan, seperti surel, komunikasi internal perusahaan, strategi bisnis, dan sebagainya.
Jenis Kebocoran Data
Terdiri dari berbagai jenis, berikut beberapa bentuk data yang sering kali terungkap:
1. Data finansial
termasuk rincian kartu kredit, informasi bank, data perpajakan, bukti transaksi, dan bahkan laporan keuangan.
2. Informasi kesehatan
melibatkan sejarah penyakit, diagnosis, informasi obat-obatan, dan hal serupa.
3. Informasi pribadi
mencakup nama, nomor identitas, alamat tempat tinggal, alamat surel, nomor telepon, hingga jejak penjelajahan daring.
4. Kekayaan intelektual
seperti paten atau Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), komunikasi internal, informasi rahasia bisnis atau perusahaan, desain awal, laporan bisnis, daftar pelanggan, dan bahkan strategi bisnis.
5. Informasi penting lainnya
mencakup catatan pertemuan, perjanjian, dokumen rahasia, dan lain sebagainya.
Penyebab Kebocoran Data
Saat data penting tanpa sengaja terkespos ke internet ataupun situs yang tidak aman, seorang peretas dapat mengakses informasi pribadi Anda untuk melakukan pembobolan data. Ada banyak sekali penyebab yang dapat menyebabkan kebocoran data, hal tersebut dapat terjadi dari internal maupun eksternal. Namun secara singkat Kebocoran data dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:
1. Insider Threat (Ancaman dari Dalam)
Sayangnya, tidak semua karyawan memiliki niat baik ketika bekerja. Beberapa di antaranya dapat menjadi penyebab kebocoran data. Motivasi mereka bisa bervariasi, mulai dari godaan finansial hingga dendam terhadap perusahaan.
Baca juga: Mengenal Cyber Threat, Jenis dan Cara Mengatasinya
2. Ketidakhati-hatian dalam Menjaga Perangkat Fisik
Seberapa sering Anda meninggalkan laptop, hardisk, ponsel, atau perangkat lainnya tanpa pengawasan, terutama ketika berada di kafe atau ruang kerja bersama? Kebiasaan ini juga dapat berpotensi menjadi penyebab kebocoran data.
3. Serangan Malware
Malware atau perangkat lunak jahat adalah program yang dirancang untuk merusak perangkat dan mencuri data. Ini mencakup virus, spyware, ransomware, dan lainnya. Serangan malware biasanya dilakukan melalui email, situs web, atau aplikasi berbahaya.
4. Sistem yang Rentan
Seringkali, sistem yang rentan atau pengaturan yang salah dapat menjadi penyebab kebocoran data. Hal ini menciptakan celah keamanan atau kerentanan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
5. Kesalahan Manusia
Terkadang, penyebab kebocoran data adalah kesalahan yang disebabkan oleh manusia. Ini bisa termasuk kesalahan mengetik alamat email penerima, klik tautan yang tidak aman di situs web, atau menginstal aplikasi berbahaya karena kelalaian.
Dampak Kebocoran Data
Tentu saja, kebocoran data berdampak negatif. Berikut beberapa dari dampak tersebut:
1. Penyalahgunaan Kartu Kredit
Detail kartu kredit yang bocor dapat disalahgunakan oleh pihak lain untuk melakukan penipuan kartu kredit atau yang sering dikenal dengan carding. Contohnya, pembelian barang-barang, kartu hadiah, atau produk ilegal.
2. Penjualan Data di Pasar Gelap
Data yang dicuri dapat dijual di pasar gelap yang beroperasi di dark web. Pembeli data tersebut seringkali menggunakannya untuk aktivitas penipuan identitas, pengiriman spam, phishing, dan berbagai tindakan ilegal lainnya.
3. Upaya Pemerasan
Anda atau perusahaan Anda mungkin akan diancam untuk membayar sejumlah uang agar data penting tersebut tidak diungkapkan secara publik.
4. Kerusakan pada Bisnis
Kebocoran data yang melibatkan informasi penting bisnis dapat merusak reputasi perusahaan, pangsa pasar, rencana strategis masa depan, dan berbagai aspek lainnya dalam operasi bisnis.
Baca juga: Manfaat Menerapkan Keamanan Siber Bagi Perusahaan
Demikianlah penjelasan menyeluruh mengenai kebocoran data. Seperti yang telah Anda ketahui, kebocoran data merupakan ancaman serius. Informasi penting Anda dapat dimanfaatkan untuk tujuan yang merugikan baik individu maupun perusahaan.
Anda bisa mencegah kebocoran data dengan lebih mudah menggunakan layanan Virtual IT Department yang disediakan oleh AdIns. Layanan ini memberikan 24/7 online support yang dapat membantu Anda dan dukungan private helpdesk. Hubungi kami melalui WhatsApp untuk mengetahui lebih lanjut mengenai layanan Virtual IT Department.